Monday, February 16, 2015

Aku adalah Khazanah Tersembunyi

"Aku adalah khazanah tersembunyi, Aku ingin dikenal, maka Aku ciptakan makhluk". Begitulah salah satu hadits terkenal. Alam semesta ini ditetapkan sebagai tempat untuk mencari Tuhan. Itu berarti bahwa alam semesta ini adalah cermin ilahi. Tuhan sepenuhnya hadir di dalam diri setip orang dan dalam segala sesuatu. “milik Allah lah Timur dan Barat, kemanapun kau menghadap, disitulah akan kau temukan wajah Tuhan”(al-Baqarah:115). “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an adalah benar” (Fushilat :53).

Namun untuk menemukan Tuhan, kita harus melihat melampaui permukaan, melihat sisi dalam maupun sisi luar dari segala sesuatu. Hal ini berarti bahwa manusia diciptakan untuk mencari khazanah tersembunyi, yakni Tuhan.

Segala hal mewujudkan wajah Tuhan, baik disadari ataupun tidak. Segala hal adalah baik, karena Tuhan baik dan indah, meskipun nampak luarnya buruk, itu bukan berarti wajah Tuhan buruk. Tuhan dalam zatNya tetap tidak dapat diketahui dan dipahami. 

Terhadap sesuatu yang buruk, sebagaimana yang dikatakan Jalaludin Rumi, orang hanya mampu mengetahui sebuah hal melalui kebalikannya. Seperti kaum sufi mengungkapkannya secara paradoksal, satu-satunya cara untuk mengetahui Tuhan adalah dengan mengungkapkan ketidakmampuan diri orang itu untuk mengetahuinya. Meski demikian, di dalam bentuk ataupun sifat memang mungkin untuk membayangkan kebalikan Tuhan, sebagai contoh, kebalikan di dalam sifat Tuhan adalah kegelapan yang diciptakan untuk memantulkan cahayaNya. Pantulan dari cahaya itu adalah dunia ini, dan segala hal di dalamnya merupakan pengejewantahan Tuhan. Tujuan akhir semua ciptaan tersebut adalah untuk mengetahui Dia.

No comments:

Post a Comment